SULUK LING LUNG SUNAN KALIJAGA (Bahasa Jawa)


SULUK LING LUNG
SUNAN KALIJAGA (SYEH MELAYA)
Karangan : Iman Anom
Tahun 19806 Caka / 1884 M


BRAMARA NGISEP SARI
PUPUH I
DHANDHANGGULA


1. Jumadilawwal puruning nulis, Isnen Kliwon tanggal ping pisan, tahun Je mangsa destone, nenggih sengkalanipun, “Ngerasa sirna sarira Ji”, turunan saking kitab, Duryat kang linusur, sampun kirang pangaksama, ingkang maca kitab niki sampun kenging, kula den apuntena.


2. Pawartane pandhita linuwih, ingkang sampun saget sami pejah, pejah sajroning uripe, sanget kepenginipun, pawartane kang sampun urip, marma ngelampahi kesah, tan unigeng luput, anderpati tan katedah, warta ingkang kagem para Nabi Wali, mila wangsul kewala.


3. Ling lang ling lung sinambi angabdi, saking datan amawi sabala, kabeka dene nafsune, marmannya datan kerup, dennya amrih wekasing urip, dadya napsu ingobat, kabanjur kalantur, eca dhahar lawan nendra, saking tyas awon perang lan nepsu neki, sumendhe kersaning Hyang.


4. Ling lang ling lung anedheng Hyang Widhi, mugi-mugi binuka Hyang Sukma, den legakna ing atine, sakayun yawunnipun, marga dadi sembah lan puji, saking telasing manah, pramila nenuwun, nanging tan apunten ing Hyang saking mboten saged nembah lawan muji, ngawur datan uninga.


5. Ling lang ling lung pan kendel pribadi, tanpa rewang pan ucek-ucekan, yetukaran pada dewe, tan adoh swaranipun, pan gumrejeg padu tan enting, pan rebut kalah menang, tan ana rinebut, lir ngrebut prajeng Ngastina, lali kadhang miwah bapa anak rabbi, jiwa raga tan ketang.


Ling Lung Sunan Kalijaga


 
Guru Suci Tanah Jawi
SUNAN Kalijaga mendapat gelar agung sebagai guru suci Tanah Jawi. Kocap kacarita, Raden Mas Sahid putra kanjeng Adipati Tuban, sudah menjadi alim ulama yang cerdik dan pandai. Bahkan beliau sudah dapat merasakan mati di dalam hidup. Tingkatan pendakian tauhid yang sangat tinggi, dan patut diacungi jempol. Namun beliau belum puas dengan apa yang sudah didapat. Dia mempunyai himmatul ’aliyyah atau cita-cita yang tinggi yaitu bertujuan ingin memperoleh petunjuk diri seseorang yang sudah menemukan hakikat kehidupan, yang nantinya dapat mengantarkanya agar mendapat petunjuk yang dipegang para Nabi, Wali, atau Imam Hidayah.
Tekadnya semakin membaja, menyebabkan beliau melakukan perjalanan hidup yang tidak mempedulikan dampak atau akibat apapun yang akan terjadi. Nafsunya menuntut ilmu semakin membara, tak peduli samudera api menghadang. Bukankah Rasulullah pernah bersabda, “Tuntutlah ilmu biarpun harus menyeberang samudera api!”.

Ling lang ling lung, Raden Mas Sahid hatinya bimbang dan pikirannya bingung. Siapa yang tidak bingung! Segala ilmu yang diketahui dan dipahami diamalkan dengan penuh pengabdian kepada Allah, namun beliau merasa selalu tergoda oleh nafsunya, dan merasa tidak mampu mengatasinya. Berbagai usaha ditempuh agar akhir hidupnya nanti, mampu mengatasi nafsunya, jangan sampai terlanjur terlantur, hanya puas makan dan tidur. Namun tetap saja dirinya merasa hatinya kalah perang dengan nafsunya. Akhirnya beliau pasrah kepada Allah tempat berserah diri.

Ling lang ling lung, Raden Mas Sahid memohon kepada Allah Tuhan Yang Terpilih, semoga dibukakan oleh Tuhan Pembuat Nyawa, agar istiqomah hatinya, selaras dengan kehendak hatinya, jalan menuju sembah dan puji. Dan tiada putus-putusnya dia berdoa, biarpun terselip kekhawatiran dosa dan kekhilafan yang pernah dilakukannya semasa muda, mungkin tak termaafkan oleh Gusti Allah. Sekian lama beliau berdoa, namun tak ada tanda-tanda terkabulnya doa. Akhirnya beliau mawas diri. Mengapa petunjuk yang ditunggu-tunggu belum juga datang? Apakah caranya beribadah dan bersyukur yang salah? Apakah yang dilakukan selama ini acak-acakan tanpa dasar ilmu yaqin?

Ling lang ling lung, akhirnya Raden Mas Sahid diam tak mau berdoa lagi. Beliau menyendiri dan menjauhi urusan duniawi (‘uzlah). Buah dari laku ini, dirasanya masih saja ada gejolak batin, saling bertengkar dua sura dalam batinnya sendiri, bisikan Malaikat dan bisikan Syaitan. Pertentangan suaranya tidak lantang sebagaimana layaknya orang bertengkar, tetapi pertengkaran hebat itu tidak kunjung berhenti! Bukankah bisikan baik dan buruk saling merebut kemenangan? Apa sih yang diperebutkan? Padahal tidak ada yang diperebutkan! Perang batin ini, kalau diibaratkan seperti perebutan Kerajaan Ngastina oleh Kurawa dan Pandawa yang masih termasuk keluarga sendiri atau darah daging sendiri!

Isi Bait I Serat Wulangreh Pupuh Mijil

berikut ini isi bait 1 Serat Wulangreh Pupuh Mijil :

1. Pomo kaki padha dipun eling
ing pitutur ingong
sira uga satriya arane
kudu anteng jatmika ing budi
luruh sarta wasis
samubarang tanduk

(Oleh karena itu saudara, harap diingat
tentang pitutur luhur
Kamu juga disebut Ksatria
Harus tenang dalam budi
lurus dan memahami
semua tindak-tanduk)

Apa saja tugas dari Ksatria? Hal itu dilanjutkan pada bait ke-2.

2. Dipun nedya prawira ing batin
nanging aja katon
sasona yen durung masane
kekendelan aja wani manikis
wiweka ing batin
den samar ing semu

Sugeng Seluruh Dunia Kumpul



    Orang yang bernama Sugeng diseluruh dunia kumpul ha !, nggak salah, gimana bisa. kesan heran, aneh dan  unik langsung dibenak saya secara nama saya juga Sugeng. tanpa pikir panjang lansung saja saya cari informasinya lewat media internet setelah dapat lewat situs jejaring sosial langsung saja gabung, biasanya saya  jika ingin gabung dalam suatu komunitas selalu saya pelajari visi dan misinya dahulu tapi ya, yang ini sampai tidak kepikiran sama sekali. coba saja sejenak anda pikirkan gimana jika ada orang  yang bernama sugeng didunia kumpul dan anda ingin manggil Sugeng salah satu kenalan anda  " Sugeng !!" ribuan mungkin jutaan langsung menjawab panggilan anda ha ha ha.

     Ditempat kelahiran saya didesa kecil kabuten malang dalam satu Rt saja yang nama sugeng ada lima orang, dan untuk membedakan dalam memanggil saya dan sugeng yang lainya biasanya teman-teman saya ngasih gelar ya nama lainya alias lah, misal saya sendiri diberi nama Sugeng eklek, dan teman saya Sugeng randem, biar mundah kalau mencarinya, pernah suatu hari saya  didatangi orang yang sama sekali tidak saya kenal eh ternyata orang itupun tidak kenal saya juga, ternyata orang itu mau mencari salah satu sugeng di kampung saya, nyasar deh tulah kalau tidak tau gelarnya ha ha ha

serat kalitido / Serat Zaman Edan

Amenangi jaman edan
ewuh aya ing pambudi
melu edan nora tahan
yen tan melu anglakoni
boya keduman melik
kaliren wekasanipun
dilalah karsa Allah
begja-begjane kang lali
luwih begja kang eling lawan waspada


Terjemahannya adalah :

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

coment e ker